Dalam suatu pernikahan, seks adalah salah satu aspek penting untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan pasangan. Dengan bercinta, pasangan dapat saling memahami satu sama lain dan juga diri sendiri. Namun, tak jarang ada orang yang menjadikan seks sebagai semacam senjata untuk pelampiasan ketika kebutuhan emosional maupun fisiknya tidak terpenuhi.
Menurut Johanna Lyman, seorang life coach bersertifikat, Spiritual Love Coach, sekaligus penulis The Soulmate Myth, banyak orang menganggap wanita sebagai kaum yang paling sering menjadikan seks sebagai senjata. Tapi sebenarnya itu tidak sepenuhnya benar.
"Dalam banyak hubungan sering terjadi perbedaan keinginan, ketika salah satu memiliki dorongan seks yang lebih tinggi daripada pasangannya. Ironisnya, pasangan yang paling tidak menginginkan seks itu justru yang mengendalikan hubungan," urainya.
Rendahnya dorongan seks bisa dikarenakan berbagai hal, mulai dari masalah hormon, rasa lelah, stres, atau tekanan pekerjaan. "Tapi, perbedaan ini tidak lantas membuat seseorang menggunakan seks sebagai senjata. Hal ini baru terjadi apabila salah satu pasangan menggunakan seks maupun seksualitasnya untuk mengendalikan, memanipulasi, atau melukai perasaan pasangan lainnya," kata Lyman lagi.
Seperti apa tanda-tanda orang yang menjadikan seks sebagai senjata? Lyman memaparkannya sebagai berikut:
- Anda termasuk sering mengkritik dan merongrongnya, lalu melakukannya dengan sengaja ketika pasangan sudah terlihat ingin bercinta agar gairahnya surut seketika. Umumnya, wanita perlu merasakan kedekatan emosional sebelum kedekatan fisik. Sementara tindakan seperti mengkritik maupun merongrong dapat menggagalkan kedekatan emosional. Sebaliknya, pria tidak perlu merasakan adanya kedekatan emosional untuk bisa bercinta, tapi jelas tidak kepingin bercinta dengan pasangan yang gencar mengkritik mereka.
- Ketika Anda tiba-tiba di luar kebiasaan tampil polos tanpa make-up, berpakaian sembarangan, dan bersikap tidak pedulian. Tindakan ini memberi sinyal pada pasangan bahwa Anda sedang tidak "available". Menurut Lyman, pria termasuk mahluk visual, sehingga perubahan seperti ini otomatis mengganggu mood bercinta mereka.
- Jika Anda dengan sengaja menonjolkan aspek seksualitas saat sedang berada di ruang publik. Hal ini berbeda dengan tampil seksi. Menurut Lyman, ketika seseorang sudah terlalu memperlihatkan sisi seksualitasnya, itu memberi tanda bahwa ia menggunakan kelebihannya itu sebagai cara untuk meraih kekuasaan dalam suatu hubungan.
- Anda selalu mencatat secara detail hal-hal apa yang Anda ingin dilakukan oleh pasangan, lalu sengaja tidak mau diajak bercinta hingga pasangan memenuhi keinginan Anda itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar